Posts

Showing posts from November, 2020

HEMATOLOGI: Pembekuan Darah dan Antikoagulansia

Image
Hematologi adalah bidang studi kesehatan yang mempelajari tentang darah dan gangguan darah yang terjadi. Beberapa obat yang berperan dalam hematologi antara lain pembekuan darah (hemostasis) yang bekerja menghentikan perdarahan, serta obat yang bekerja dalam mencegah pembekuan darah seperti obat antikoagulansia, antitrombosit (antiplatelet), dan trombolitik (fibrinolitik). Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang obat-obat dalam pembekuan darah dan antikoagulansia. I. Pembekuan Darah    A. Definisi Hemostasis adalah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada pembuluh darah. Hemostasis terbagi dua yaitu lokal dan sistemik. à Obat hemostasis lokal             Umumnya beraksi di dinding kapiler dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler. Contoh : -           Hemostasis serap (membentuk bekuan buatan/jala serat-se...

ANTIHISTAMIN: Turunan Propilamin dan Turunan Fenotiazin

Image
  I. Antihistamin Turunan Propilamin             Obat ini memiliki daya antihistamin yang kuat, artinya obat ini memiliki afinitas yang kuat terhadap reseptor sehingga menghambat pengikatan histamin dan tidak dihasilkan reaksi alergi. Antihistamin golongan ini antara lain chlorpeniramin, brompheniramin, dan tripolidin.    A. Chlorpeniramini Maleat (CTM)             Chlorpheniramine maleate merupakan antihistamin generasi pertama; derivat propilamina ( alkylamine ) yang biasa digunakan sebagai anti alergi. Dosis biasa adalah 4 mg setiap 4-6 jam. Obat ini banyak digunakan dalam pencegahan gejala kondisi alergi seperti rhinitis dan urtikaria, mengurangi merah, gatal, mata berair, bersin, hidung atau tenggorokan gatal dan pilek yang disebabkan oleh alergi, demam, dan batuk.    B. Farmakodinamik dan Farmakokinetik à Farmakodinamik CTM  ...

ANTIHISTAMIN: Turunan Etilendiamin dan Turunan Kolamin

Image
I. Definisi           Antihistamin, atau penghambat H 1, bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respons histamin. Penghambat H 1 disebut juga antagonis histamin. Umumnya ada 2 tipe reseptor histamin, H 1 dan H 2 , keduanya menyebabkan respons yang berbeda. Bila H 1 dirangsang, otot-otot polos ekstravaskular, termasuk otot-otot yang melapisi rongga hidung, akan berkonstriksi. Para perangsangan H 2, terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang menyebabkan terjadinya tukak lambung. Selanjutnya ada reseptor  H 3  yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi, dan peradangan.      Histamin merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kelainan akut dan kronis, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mekanisme antihistamin pada pengobatan penyakit alergik. Antihistamin merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin. Antihistamin da...