Posts

RHEUMATOID ARTHRITIS

Image
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyebab tersering inflamasi sendi kronik. RA adalah penyakit inflamasi autoimun-sistemik, progresif dan kronik yang mempengaruhi banyak jaringan dan organ, namun pada prinsipnya merusak sendi-sendi sinovial. Proses inflamasi ini memproduksi respons inflamasi dari sinovium (sinovitis) sehingga menyebabkan hiperplasia sel-sel sinovium, produksi berlebih cairan sinovial, dan terbentuknya pannus pada sinovium. A. Patofisiologi             RA akibat reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melibatkan proses fagositosis. Dalam prosesnya, dihasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut selanjutnya akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya terjadi pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. B. Manifestasi Klinik             RA pada umumn...

HEMATOLOGI: Fibrinolisis dan Antifibrinolitik

Image
  I. Fibrinolisis             Fibrinolitik/trombolitik bekerja sebagai aktivator plasminogen untuk membentuk plasmin, yang mendegradasi fibrin dan kemudian memecah trombus. Manfaat obat trombolitik yaitu untuk pengobatan infark miokard/serangan jantung. Jenis/contoh obat fibrinolitik antara lain, streptokinase, alteplase, dan reteplase.             Secara farmakodinamik, streptokinase akan bergabung dengan plasminogen dan membentuk kompleks enzim. Kompleks enzim tersebut akan memecahkan ikatan antara asam amino valin dan arginin pada plasminogen lainnya (bukan plasminogen yang terlibat dalam pembentukan kompleks enzim). Akibatnya plasminogen berubah menjadi bentuk aktifnya, yaitu plasmin. Selanjutnya, plasmin akan mendegradasi fibrin-fibrin pada trombus sehingga sumbatan/ clot darah dapat terurai.             Sec...

HEMATOLOGI: Pembekuan Darah dan Antikoagulansia

Image
Hematologi adalah bidang studi kesehatan yang mempelajari tentang darah dan gangguan darah yang terjadi. Beberapa obat yang berperan dalam hematologi antara lain pembekuan darah (hemostasis) yang bekerja menghentikan perdarahan, serta obat yang bekerja dalam mencegah pembekuan darah seperti obat antikoagulansia, antitrombosit (antiplatelet), dan trombolitik (fibrinolitik). Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang obat-obat dalam pembekuan darah dan antikoagulansia. I. Pembekuan Darah    A. Definisi Hemostasis adalah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada pembuluh darah. Hemostasis terbagi dua yaitu lokal dan sistemik. à Obat hemostasis lokal             Umumnya beraksi di dinding kapiler dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler. Contoh : -           Hemostasis serap (membentuk bekuan buatan/jala serat-se...

ANTIHISTAMIN: Turunan Propilamin dan Turunan Fenotiazin

Image
  I. Antihistamin Turunan Propilamin             Obat ini memiliki daya antihistamin yang kuat, artinya obat ini memiliki afinitas yang kuat terhadap reseptor sehingga menghambat pengikatan histamin dan tidak dihasilkan reaksi alergi. Antihistamin golongan ini antara lain chlorpeniramin, brompheniramin, dan tripolidin.    A. Chlorpeniramini Maleat (CTM)             Chlorpheniramine maleate merupakan antihistamin generasi pertama; derivat propilamina ( alkylamine ) yang biasa digunakan sebagai anti alergi. Dosis biasa adalah 4 mg setiap 4-6 jam. Obat ini banyak digunakan dalam pencegahan gejala kondisi alergi seperti rhinitis dan urtikaria, mengurangi merah, gatal, mata berair, bersin, hidung atau tenggorokan gatal dan pilek yang disebabkan oleh alergi, demam, dan batuk.    B. Farmakodinamik dan Farmakokinetik à Farmakodinamik CTM  ...

ANTIHISTAMIN: Turunan Etilendiamin dan Turunan Kolamin

Image
I. Definisi           Antihistamin, atau penghambat H 1, bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respons histamin. Penghambat H 1 disebut juga antagonis histamin. Umumnya ada 2 tipe reseptor histamin, H 1 dan H 2 , keduanya menyebabkan respons yang berbeda. Bila H 1 dirangsang, otot-otot polos ekstravaskular, termasuk otot-otot yang melapisi rongga hidung, akan berkonstriksi. Para perangsangan H 2, terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang menyebabkan terjadinya tukak lambung. Selanjutnya ada reseptor  H 3  yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi, dan peradangan.      Histamin merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kelainan akut dan kronis, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mekanisme antihistamin pada pengobatan penyakit alergik. Antihistamin merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin. Antihistamin da...